" Selamat datang di Blog SMP Islam Al-Azhar 3 Bintaro"

materi IPS kelas 8 ketenagakerjaan


KETENAGAKERJAAN

A.       KONSEP DASAR DALAM KETENAGAKERJAAN

1.        Pengertian angkatan kerja
Adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja baik yang sudah bekerja ataupun yang sedang mencari pekerjaan .

2.        Usia produktif angkatan kerja adalah 15 Tahun – 65 Tahun.

3.        Pengertian tenaga kerja
Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa.

4.        Pengertian Pekerja adalah orang yang mempunyai pekerjaan.

5.        Pengertian kesempatan kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang tersedia untuk menyerap angkatan kerja.

6.        Pengertian pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan

7.        Penduduk yang bukan termasuk angkatan kerja adalah….
a.        Ibu rumah tangga
b.        Pelajar atau mahasiswa
c.        Pensiunan

8.        Pertumbuhan angkatan kerja dipengaruhi oleh :
a.        Jenis kelamin
b.        Usia penduduk                        ( struktur penduduk )
c.        Tingkat pendidikan

9.        Semakin banyak jumlah penduduk laki-laki maka akan semakin tinggi pula angkatan kerjanya karena penduduk yang berusia produktif akan banyak membutuhkan lapangan kerja , dan semakin rendah tingkat pendidikan maka akan semakin rendah angkatan kerjanya karena tingkat pendidikan merupakan salah satu syarat untuk memasuki dunia kerja.

10.     Dari 106, 2 juta jiwa angkatan kerja Indonesia pada tahun 2006 :
a.         56,4 juta jiwa di bawah SD
b.        21, 9 juta jiwa SMP & SMA
c.        2, 4 juta jiwa Diploma
d.        3, 5 juta jiwa sarjana

11.     Kriteria/ syarat yang ditetapkan perusahaan atau instansi dalam menerima calon tenaga kerja adalah :
a.        Jenis pendidikan
b.        Keahlian
c.        Pengalaman kerja
d.        Kesehatan
e.        Sikap dan kejujuran

12.     Upaya peningkatan kualitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara :
a.        Pelatihan dan pendidikan  tenaga kerja
b.        Pemagangan tenaga kerja
c.        Perbaikan gizi dan kesehatan



13.     Pembagian tenaga kerja :
a.        Angkatan kerja
b.        Bukan angkatan kerja ( 0- 14 Tahun, dan diatas 65 Tahun )
14.     Macam-macam tenaga kerja
a.        Tenaga kerja terdidik
Adalah tenaga kerja yang dihasilkan melalui jenjang pendidikan, seperti :
Guru, dokter, dosen, pengacara, pilot dll
b.        Tenaga kerja terlatih
Adalah tenaga kerja yang dihasilkan melalui latihan keterampilan khusus dan pengalaman kerja, missal : spor, montir pemangkas rambut, tukang jahit, teknisi.
c.        Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Adalah tenaga kerja yang dihasilkan tanpa melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan khusus. Contoh : tukang parkir, kuli bangunan, pembantu, tukang sapu jalan.
15.     Ukuran tingkat partisipan angkatan kerja ( TPAK )


Jumlah angkatan kerja
__________________  X 100 %

Jumlah tenaga kerja


16.     TPAK menunjukan besarnya partisipasi kerja, tinggi rendahnya TPAK sangat dipengaruhi oleh :
a.        Umur,
b.        Pendidikan
c.        Jenis kelamin

TPAK diatas 50% berada di pulau jawa sedangkan di bawah 50% berada di Papua, lampung, Sumatera, Lampung, Nusa Tenggara.

B.       MASALAH KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

17.     Masalah ketenagakerjaan :
a.        Jumlah angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja
b.        Mutu tenaga kerja/ pendidikan rendah
c.        Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
d.        Tingkat kesehatan yang rendah
18.     Upaya mengatasi masalah ketenagakerjaan
a.        Pengembangan industry
b.        Proyek padat karya
c.        Pengiriman TKI keluar negeri
d.        Pengembangan usaha informal dan usaha kecil
e.        Pembinaan kewirausahaan
f.         Program KB
g.        Wajib belajar 9 Tahun
19.     Jenis-jenis pengangguran
a.        Menurut sifatnya :
1.        Pengangguran terbuka, tenaga kerja yang tidak mempunyai pekerjaan
2.        Setengah menganggur, tenaga kerja yang jam kerjanya seminggu kurang dari 36 Jam.
3.        Pengangguran terselubung, tenaga kerja yang bekerja tidak sesuai dengan keahliannya atau bakatnya.





b.        Menurut penyebabnya :
1.        Pengangguran structural, adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan struktur perekonomian
2.        Pengangguran friksional, adalah pengangguran yang disebabkan pergesaran antara permintaan dan penawaran tenaga kerja
3.        Pengangguran musiman, adalah pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musim
4.        Pengangguran voluntary, adalah pengannguran yang terjadi karena tenaga kerja dengan sukarela ia tidak mau bekerja ( uang banyak )
5.        Pengangguran teknologi, adalah pengangguran yang terjadi karena adanya mekanisme atau penggantian tenaga manusia dengan mesin
6.        Pengangguran deflasioner, adalah pengangguran yang disebabkan penari kerja lebih banyak dari lapangan kerja yang tersedia.
20.     Akibat pengangguran
a.        Menurunnya produktifitas
b.         Menurunya pendapatan Negara
c.        Kegiatan ekonomi menurun
d.         Meningkatnya biaya social
e.        Meningkatnya kriminalitas
21.     Cara penanggulangi pengangguran
a.        Meningkatkan kualitas  sumber daya manusia
b.        Menciptakan lapangan kerja
c.        Menumbuhkembangkan usaha wiraswasta
d.        Meningkatkan pertumbuhan ekonomi





materi ips kelas 8 sem 2 sejarah


 


BAB XI & XII
PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI



A.      PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
1.       Janji Koiso
Pada tahun 1944 kedudukan Jepang semakin terdesak dalam Perang Asia Pasifik, sehingga Perdana Menteri Jepang Jenderal Koiso Kuniaki yang menggantikan Jenderal Hideki Tojo  pada bulan September 1944 berjanji bahwa Indonesia akan diberikan kemerdekaan kelak di kemudian hari. Janji kemerdekaan ini lebih dikenal dengan sebutan Deklarasi Koiso.

2.       BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai). BPUPKI kemudian dilantik pada tanggal 29 April 1944 dengan ketua Radjiman Wedyodiningrat.
 BPUPKI bersidang 2 kali; sidang pertama tanggal 28 Mei - 1 Juni 1945 membicarakan dasar negara dan UUD, sedangkan sidang kedua tanggal 10-17 Juli 1945 membicarakan Batang Tubuh UUD 1945.

Sidang I (Pertama), 28 Mei s.d. 1 Juni 1945
Hari pertama, 28 Mei 1945 berbicara Muh. Yamin, hari kedua (29 Mei 1945) berbicara Mr. Soepomo dan pada hari ketiga (1 Juni 1945) Ir. Soekarno menyampaikan rancangan dasar negara yang diberi nama Pancasila. Tanggal 1 Juni 1945 disepakati istilah “Pancasila” untuk dasar negara Indonesia.
Dalam masa reses dibentuk Panitia Kecil (Panitia Sembilan) yang bersidang dan berhasil merumuskan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) pada tanggal 22 Juni 1945. Piagam Jakarta kemudian menjadi cikal bakal dari Pembukaan UUD 1945.

Sidang II (Kedua), 10-17 Juli 1945
Pada sidang kedua, Piagam Jakarta disepakati sebagai Pembukaan UUD 1945. kemudian berhasil dirumuskan Batang Tubuh UUD 1945 yang terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan dan 2 Ayat Aturan Tambahan.
Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan.

3.       Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI (Dokuritsu Junbi Iinkai)
PPKI dibentuk untuk menggantikan tugas BPUPKI yang sudah selesai. PPKI dilantik di Dalath (Vietnam) oleh Marsekal Terauchi.

 

B.       PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

1.       Peristiwa Rengasdengklok
Memasuki tahun 1945, kedudukan Jepang semakin terdesak dalam PD II. Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 dua kota di Jepang; Hirosima dan Nagasaki dibom Sekutu.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Sedangkan penyerahan kedaulatan sendiri baru dilakukan pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal milik Amerika Serikat, USS Missouri yang sedang berlabuh di Teluk Tokyo.
Tanggal 9 Agustus 1945, 3 tokoh (Ir. Soekarno, Radjiman Wedyodiningrat dan Moh. Hatta) dipanggil Marsekal Terauchi ke Dalath (Vietnam). Di Vietnam dilakukan pelantikan PPKI dan pernyataan janji kerdekaan Jepang kepada Indonesia.

Kegiatan Para Pemuda di Jakarta
Pemuda pertama yang mengetahui berita kekalahan Jepang adalah Sutan Syahrir.  Sutan Syahrir bersama Moh. Hatta menemui Bung Karno untuk menyampaikan berita kekalahan Jepang, namun Bung Karno dan Moh. Hatta sepakat bahwa kemerdekaan Indonesia tidak dapat diproklamasikan sebelum bermusyawarah dahulu dengan anggota PPKI yang akan mengadakan rapat di Hotel Des Indes (sekarang Hotel Duta Indonesia) tanggal 16 Agustus 1945.
Terdapat perbedaan pandangan antara golongan muda dengan golongan tua mengenai proklamasi.

No.
Uraian
Golongan Muda
Golongan Tua
1.
Waktu pelaksanaan
Secepatnya
Mengikuti tanggal yang sudah dijanjikan Jepang
2.
Lembaga yang akan mempersiapakan
Tidak disiapkan oleh PPKI
Disiapkan oleh PPKI

Karena perbedaan pendapat tersebut, para pemuda muda dipimpin Chairul Saleh mengadakan rapat di gedung Bakteorologi (sekarang Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Salemba-Jakarta). Mereka sepakat agar Bung Karno dan Moh. Hatta segera memproklamasikan kemedekaan.
Untuk melaksanakan keinginan tersebut, Wikana dan Darwis diutus menemui Bung Karno untuk meminta beliau segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945. Namun mereka gagal meyakinkan Bung Karno.
Para pemuda kemudian mengadakan rapat kembali di gedung Baperpi, Jalan Cikini No. 71. Mereka memutuskan untuk membawa Bung Karno dan Moh. Hatta dari Jakarta dengan tujuan menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar jam 04.00 Soekarni, Yusuf Kunto dan Singgih membawa Sekarno, dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok.
Sementara itu di Jakarta; Ahmad Soebardjo (golongan tua) dengan Wikana dan Darwis (dari golongan muda) sepakat untuk membawa kembali Bung Karno dan Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Ahmad Soebardjo kemudian menyusul ke Rengasdengklok. Atas jaminan Ahmad Soebardjo, Bung Karno dan Moh. Hatta dibawa kembali ke Jakarta.

2.       Perumusan Teks roklamasi Kemerdekaan.
Sesampainya di Jakarta, Bung Karno menemui Mayjen Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai pelaksanaan proklamasi. Nishimura tidak mengijinkan Bung Karno menyatakan kemerdekaan, karena Jepang telah ditugaskan oleh Sekutu untuk menjaga status quo oleh Sekutu.
Karena jaminan keamanan, perumusan teks proklamasi kemudian dilakukan di rumah kediaman Laksamana Maeda, Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta Pusat.
Bertindak sebagai perumus dari golongan tua, Ir. Soekarno, Ahmad Soebardjo dan Moh. Hatta. Sedangkan dari golongan  muda menyaksikan, BM. Diah, Soekarni dan Sudiro. Perumusan dilakukan di ruang makan, sedangkan yang lainnya menunggu di ruang tunggu.
Ir. Soekarno bertindak sebagai penulis naskah proklamasi, sedangkan Ahmad Soebardjo dan Drs. Moh. Hatta karena mereka memiliki  kemampuan berbahasa yang baik bertindak sebagai pemberi ide. Alinea pertama proklamasi diusulkan oleh Ahmad Soebardjo, sedangkan alinea kedua diusulkan Moh. Hatta. Setelah selesai dirumuskan, Bung Karno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah yang sudah dikonsep.
Dalam proses pengetikan terdapat tiga perubahan yaitu sebagai berikut :
à         Kata “tempoh” menjadi ”tempo”.
à         Kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia” dan
à         Tulisan “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”.
Moh. Hatta mengusulkan agar semua yang hadir menandatangani naskah proklamasi yang sudah ditik. Namun tidak disepakati oleh semua yang hadir. Atas usulan Soekarni kemudian disepakati bahwa teks proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta saja atas nama bangsa Indonesia.

3.       Pernyataan Proklamasi
Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di Lapangan IKADA/Ikatan Atletik Djakarta (sekarang Monas), namun karena alasan keamanan, agar tidak terjadi bentrokan dengan tentara Jepang  yang sudah menjaga Lapangan IKADA. Maka pembacaan proklamasi kemerdekaan dipindahkan ke rumah kediaman Ir. Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Setelah semua pihak yang dianggap berkepentingan hadir, proses proklamasi dilaksanakan. Pukul 10.00 WIB, teks proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Moh. Hatta. Setelah pembacaan proklamasi, dilakukan pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan Suhud dengan diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Walikota Jakarta Suwiryo dan dr. Muwardi.

 

4.       Penyebarluasan Berita Proklamasi
Teks proklamasi dibawa Syahrudin, seorang wartawan Kantor Berita Domei yang kemudian diserahkan kepada Waidan B. Panelewen kepala Bagian Radio Kantor Berita Domei. Teks proklamasi kemudian dibacakan oleh F. Wuz.
Setelah Kantor Berita Domei ditutup, para pemuda dengan bekal peralatan sederhana mendirikan stasiun radio di jalan Menteng Raya No. 31. Dari stasiun inilah teks proklamasi disiarkan dan disebarluaskan terus ke seluruh Indonesia bahkan ke seluruh dunia.
Selain itu penyebarluasan berita proklamasi dilakukan melalui surat kabar, pamflet, poster, dan lain sebagainya.
Tokoh-tokoh yang berjasa dalam penyebarluasan beirta proklamasi antara lain M. Yusuf Ronodipuro, Syahrudin, Bachtiar Lubis dan Suprapto.
Harian Suara Asia Surabaya merupakan koran pertama yang memuat berita proklamasi, disusul Harian Cahaya Bandung yang memuat berita Pembukaan UUD 1945.

5.       Pembentukkan Kelengkapan Peerintahan dan Negara
Pada tanggal 18 Agustus 1945 dilakukan Sidang PPKI I (pertama) yang menghasilkan 3 keputusan penting, yaitu :
a.        Mengesahkan UUD Dasar 1945.
b.        Mentapkan Dasar Negara Pancasila.
c.        Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama.
Pada tanggal 19 Agustus 1945 dilakukan Sidang PPKI II (kedua) yang menghasilkan keputusan :
a.       Menetapkan 12 Departemen dan 4 Menteri Negara
b.       Menentapkan pembagian wilayah Indonesia atas 8 propinsi.

Pada tanggal 2 September 1945 PPKI berhasil menentukan susunan kabinet (kementrian) yang terdiri dari 12 orang meteri yang memegang departemen dan 4 menteri negara. Selain itu berhasil ditentukan 8 orang gubernur untuk propinsi yang telah ditentukan dalam sidang PPKI II (19 Agustus 1945).
Pada tanggal 22 Agustus 1945 dilakukan Sidang PPKI III (ketiga) yang berhasil memutuskan beberapa hal yaitu :
a.       Pembentukkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID).
b.       Pembentukkan Partai Nasional Indonesia (PNI).
c.        Pembentukkan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
KNIP dibentuk dengan tugas pertama sebagai pembantu presiden. Terpilih sebagai Ketua KNIP Mr. Kasman Singodimedjo. Perkembangan selanjutnya, karena pada tanggal 2 september telah diumumkan susunan menteri (kabinet), maka pemerintah kemudian mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal 16 Oktober 1945 yang berisi pemberian hak legislatif kepada KNIP. Maka sejak saat itu KNIP berubah fungsi sebagai badan legislatif (menggantikan tugas DPR/MPR) yang belum terbentuk. Selain itu atas dasar maklumat tersebut, menteri-menteri tidak lagi bertanggung jawab kepada Presiden melainkan kepada KNIP. Sehingga sistem pemerintahan Indonesia mengalami perubahan dari Kabinet Presidensil menjadi Kabinet Parlementer. Di sini bangsa Indonesia ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia mampu membentuk sebuah pemerintahan yang demokratis.
Pembentukkan PNI mendapat proses karena dianggap kurang demokratis mempersiapkan pemilu hanya dengan satu partai. Akibat protes ini, Pemerintah mengeluarkan Maklumat tanggal 3 Nopember 1945 yang berisi tentang “Anjuran Pemerintah untuk Mendirikan Partai Politik”.
Sama halnya dengan pembentukkan PNI, pembentukkan BKR mendapat protes karena para pemuda tidak puas dengan adanya Badan Keamanan Rakyat. Mereka menginginkan agar Indonesia memiliki tentara sendiri. Maka pada tanggal 5 Oktober 1945 TKR dirubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang bermarkas di Yogyakarta. Terpilih sebagai Panglima TKR Supriyadi dan Kepala Staff Umum Oerip Soemohardjo. Namun karena Supriyadi belum diketahui nasibnya, kedudukannya kemudian digantikan oleh Kolonel Soedirman.

C.      DUKUNGAN SPONTAN & REAKSI RAKYAT INDONESIA DI BERBAGAI DAERAH

1.        Dukungan Spontan
a.      Pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX (5 September 1945)
Tanggal 5 September 1945 Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa Yogyakarta merupakan daerah istimewa yang berada di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b.      Rapat Raksasa di Lapangan IKADA (19 September 1945)
Diprakarsai oleh para pemuda yang tergabung dalam Komite Van Aksi yang beralamat di Jalan Menteng Raya No. 31, Di Lapangan IKADA diadakan rapat raksasa dengan tujuan untuk menegakkan kedaulatan RI terhadap keberadaan tentara asing (terutama Jepang) yang masih berada di Jakarta.
Dalam rapat tersebut ribuan rakyat berkumpul dari sekitar Jabotabek dengan dijaga ketat oleh tentara Jepang. Dalam pidatonya, Ir. Soekanro meminta rakyat untuk memberikan dukungan terhadap pemerintah, mematuhi segala kebijakan pemerintah dan memerintahkan rakyat untuk meninggalkan lapangan IKADA dengan tertib sambil menunggu perintah selanjutnya dalam keadaan siap siaga.


2.        Reaksi Rakyat Indonesia di Berbagai Daerah
Reaksi rakyat Indonesia di berbagai daerah dilakukan dalam rangka menyebarluasakan, memberikan dukungan dan menegakkan kedaulatan atas Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah terbentuk.
Reaksi rakyat Indonesia di berbagai daerah tersebut antara lain :
a.        Di Jakarta, para pemuda mengambil alih kekuasaan atas gedung-gedung dan sarana vital yang sebelumnya dikuasai tentara Jepang.
b.        Di Surabaya, terjadi perebutan senjata di gudang mesiu Don Bosco. Selain itu terjadi pula perebutan markas-markas tentara Jepang dan pabrik-pabrik di seluruh kota.
c.        Di Yogyakarta, para pegawai di instansi pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang dikuasai Jepang melaukan aksi mogok. Tanggal 27 September 1945 Komite Nasional Indonesia Daerah Yogyakarta mengumumkan berdirinya Republik Indonesia di Yogyakarta. Beberapa hari kemudian para pemuda dan BKR bergabung menyerbu tangsi Jepang dan melucuti senjatanya.
d.        Di Semarang, tanggal 15-20 Oktober 1945 terjadi Pertempuan Lima Hari. Insiden bermula ketika dr. Karyadi yang sedang memeriksa cadangan air minum di daerah Candi dibunuh oleh tentara Jepang. Untuk mengenang peristiwa ini dibangun Monumen Tugu Muda.
e.        Di Bandung, terjadi perebutan Lapangan Udara Andir (sekarang Lapangan Udara Husein Sastranegara) dan pabrik senjatanya.
f.         Di Ujungpandang, Gubernur Sulawesi Dr. Sam Ratulangie menyusun pemerintahan pada tanggal 19 Agustus 1945. Para pemuda mendukungnya dengan cara merebut gedung-gedung vital, seperti stasiun radio dan tangsi polisi. Di tempat lain, para pemuda di Gorontalo berhasil merebut senjata dari markas-markas tentara Jepang tanggal 13 September 1945.
g.        Di Bali, para pemuda dalam organisasi Pemuda Republik Indonesia (PRI) berusaha menegakkan kedaulatan RI. Mereka melakukan perundingan dengan pihak Jepang. Namun karena Jepang tidak menanggapinya, pada tanggal 13 Desember 1945 secara serentak para pemuda melakukan penyerangan terhadap kedudukan Jepang.
h.        Di Aceh, 6 Oktober 1945 para pemuda dan tokoh masyarakat membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API) dipimpin Ahmad Taher. Kemudian para pemuda mengambil alih kantor-kantor pemerintah Jepang dan melucuti senjatanya.
i.          Di Sumatera Selatan, dipimpin oleh A.K. Gani, rakyat mengadakan upacara pengibaran bendera Merah Putih pada tanggal 8 Oktober 1945.